Dituduh Netanyahu Bermasalah Jadi Mediator Perang Gaza, Qatar: Komentar Tidak Bertanggung Jawab

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 26 Januari 2024 08:38 WIB
Qatar terkejut karena dituduh Netanyahu bermasalah jadi mediator perang Gaza (Foto: Reuters)
Share :

QATAR - Qatar mengatakan pihaknya "terkejut" dengan pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, yang tampaknya menyebut perannya sebagai mediator dalam perang Gaza "bermasalah".

Pada Selasa (23/1/12024), TV Channel 12 Israel merilis rekaman yang dikatakan Netanyahu kepada keluarga sandera. "Anda tidak mendengar saya berterima kasih kepada Qatar. Pernahkah Anda memperhatikan?,” terangnya.

Netanyahu konon mengatakan alasan Qatar dapat membantu adalah karena “pengaruh” atas Hamas.

“Mereka mempunyai pengaruh karena mereka membiayai [Hamas],” terangnya.

"Kenapa? Karena bagi saya pada dasarnya tidak ada bedanya dengan PBB atau Palang Merah, dan dalam arti tertentu bahkan lebih bermasalah . Saya tidak punya ilusi tentang hal itu,” ujarnya.

“Tetapi saat ini saya siap menggunakan aktor mana pun yang membantu saya membawa pulang [para sandera],” tambahnya.

Israel menuduh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah tidak berbuat cukup untuk mendukung para sandera atau membantu pembebasan mereka.

Qatar mengatakan komentar tersebut tidak bertanggung jawab namun “tidak mengejutkan”.

Pada Rabu (24/1/2024) malam, juru bicara kementerian luar negeri Qatar Majed al-Ansari menulis di X.

"Pernyataan ini jika divalidasi, tidak bertanggung jawab dan merusak upaya menyelamatkan nyawa tak berdosa, namun tidak mengejutkan,” cuitnya.

“Selama berbulan-bulan, dan setelah mediasi yang sukses tahun lalu yang berujung pada pembebasan lebih dari 100 sandera, Qatar telah terlibat dalam dialog rutin dengan pihak-pihak yang melakukan perundingan termasuk lembaga-lembaga Israel, dalam upaya untuk menetapkan kerangka kerja bagi perjanjian sandera baru dan kesepakatan jangka pendek masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza,” lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa Netanyahu tampaknya meremehkan upaya mediasi karena alasan yang tampaknya menguntungkan karier politiknya.

Sebagai tanggapan, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menulis di X.

"Qatar adalah negara yang mendukung dan mendanai terorisme. Qatar adalah pelindung Hamas dan sebagian besar bertanggung jawab atas pembantaian warga Israel oleh Hamas,” terangnya.

“Satu hal yang pasti: Qatar tidak akan terlibat sedikit pun di Gaza pada hari setelah perang,” tambahnya.

Belum ada komentar langsung dari Kementerian Luar Negeri Qatar.

Seperti diketahui, emirat kecil di Teluk ini telah menjalin kontak tingkat tinggi dengan Israel sejak tahun 1990an, namun mereka belum pernah secara resmi menjalin hubungan diplomatik.

Qatar telah lama memperjuangkan perjuangan Palestina dan menjadi tuan rumah bagi para pemimpin politik Hamas, yang dilarang sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara lain.

Hamas juga telah memberikan bantuan ratusan juta dolar untuk Gaza, yang menjadi sasaran blokade Israel dan Mesir sejak 2006, ketika Hamas memenangkan pemilihan legislatif. Blokade tersebut diperketat pada tahun berikutnya ketika Hamas memperkuat kekuasaannya di Gaza dengan mengusir pasukan Otoritas Palestina (PA) dengan kekerasan.

Qatar menggunakan hubungannya dengan Hamas untuk membantu menengahi jeda selama seminggu dalam pertempuran pada akhir November, di mana 105 sandera Israel dan asing dibebaskan dengan imbalan sekitar 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Emirat selama berminggu-minggu telah berusaha menengahi gencatan senjata baru, seiring dengan memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza dan pemerintah Israel yang berada di bawah tekanan domestik yang semakin besar untuk menjamin pembebasan sandera yang tersisa.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya