SDF mengutuk serangan itu dan menegaskan haknya untuk merespons sumbernya dengan tepat.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, melaporkan bahwa tujuh pasukan komando SDF tewas dan 18 lainnya terluka dalam serangan milisi ke-108 terhadap pangkalan AS di negara tersebut sejak pertengahan Oktober.
Perlawanan Islam di Irak (IRI), sebuah kelompok payung milisi Irak yang diyakini dipersenjatai, dilatih dan didanai oleh Iran, mengatakan mereka melakukan serangan pesawat tak berawak pada Minggu (4/2/2024) terhadap pangkalan pendudukan AS di ladang minyak al-Omar.
IRI telah mengklaim banyak serangan drone, roket, dan rudal yang menargetkan pasukan AS di Irak, Suriah, dan Yordania sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Dilaporkan bahwa itu adalah demonstrasi solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Serangan tersebut termasuk serangan pesawat tak berawak pada tanggal 28 Januari di pangkalan Tower 22 dekat perbatasan Yordania dengan Suriah, yang menewaskan tiga tentara AS.
Iran membantah terlibat dalam serangan itu, namun AS yakin merekalah yang memproduksi drone tersebut dan koordinasi milisi diawasi oleh Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
Pada Jumat (2/5/2024), AS menyerang lebih dari 85 sasaran di tujuh fasilitas di Irak dan Suriah yang digunakan oleh IRGC dan milisi yang berafiliasi, dan memperingatkan bahwa itu hanyalah “permulaan” dari respons mereka terhadap serangan Yordania.
Serangan di Suriah menewaskan 29 pejuang pro-Iran, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Di Irak, pihak berwenang mengatakan 16 orang tewas.
(Susi Susanti)