Dan penolakan Netanyahu terhadap rencana “delusi” ini sangat kontras dengan pernyataan Qatar, yang menggambarkan tanggapan Hamas sebagai “positif”.
Seperti diketahui, Hamas mengajukan tawaran balasan terhadap proposal gencatan senjata pada Selasa (5/2/2024).
Draf dokumen Hamas yang dilihat oleh kantor berita Reuters mencantumkan beberapa hal. Yakni fase pertama jeda pertempuran selama 45 hari, dimana semua sandera perempuan Israel, laki-laki di bawah 19 tahun, orang lanjut usia dan orang sakit akan ditukar dengan perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Pasukan Israel akan mundur dari wilayah berpenduduk Gaza, dan rekonstruksi rumah sakit serta kamp pengungsi akan dimulai.
Fase kedua yaitu sisa sandera laki-laki Israel akan ditukar dengan tahanan Palestina dan pasukan Israel meninggalkan Gaza sepenuhnya.
Kemudian fase ketiga Kedua belah pihak akan bertukar jenazah yang masih ada.
Kesepakatan yang diusulkan juga akan meningkatkan pengiriman makanan dan bantuan lainnya ke Gaza. Pada akhir jeda pertempuran selama 135 hari, Hamas mengatakan negosiasi untuk mengakhiri perang akan selesai.
(Susi Susanti)