Houthi Ancam Balas Dendam Serangan AS dengan Sabotase Kabel Bawah Laut, Mungkinkah Terjadi?

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 08 Februari 2024 15:52 WIB
Houthi ancam balas dendam serangan AS dengan menyabotase kabal bawah laut (Foto: EPA)
Share :

Konflik yang terjadi saat ini antara AS dan proksi Iran serta sekutunya di Timur Tengah telah disesuaikan hingga taraf tertentu. AS memberikan peringatan beberapa hari sebelum menyerang pangkalan milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah, sehingga personel penting dapat dievakuasi.

Memotong kabel komunikasi global akan menjadi eskalasi besar yang bahkan dapat mengakibatkan serangan balasan terhadap Iran sendiri.

“Iran akan gugup untuk memperluas kampanye gangguan global mereka [terhadap pelayaran],” kata Edmund Fitton-Brown, yang merupakan duta besar Inggris untuk Yaman pada 2015-2017.

“Iran mungkin akan menggunakan opsi siber lebih cepat daripada melakukan sabotase terhadap infrastruktur,” tambahnya.

Kesimpulannya, ancaman yang baru-baru ini dilontarkan oleh kelompok Houthi di saluran Telegram mereka akan sulit untuk dilaksanakan.

Hal ini akan menjadi tantangan teknis dan risiko politik bagi Iran, yang Barat terlibat dalam semua serangan Houthi di Laut Merah.

Namun Houthi telah mengejutkan musuh mereka sebelumnya dengan menembakkan rudal ke depot minyak Saudi di Jeddah tepat sebelum Grand Prix Formula 1 pada 2022.

Mereka juga selamat dari serangan udara intensif selama hampir delapan tahun oleh koalisi pimpinan Saudi yang gagal membalikkan pengambilalihan ilegal mereka.

Dan saat ini, meskipun serangan udara yang dipimpin AS berulang kali terhadap pangkalan rudal dan drone mereka, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda mundur dalam perselisihan mereka dengan Barat.

Kelompok Houthi, yang dibenci dan ditakuti oleh banyak warga Yaman di wilayah di luar kendali mereka, telah menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya