“Mereka menembaki kami. Tangki itu tepat di sebelah saya. Kami di dalam mobil, tanknya tepat di sebelah kami,” teriak Layan, di tengah baku tembak yang intens di latar belakang.
Layan kemudian terdiam, dan putaran api berhenti.
Paramedis di telepon mencoba berbicara dengannya, berulang kali berkata, “Halo? Halo?" tapi tidak ada respon.
Sendirian, ketakutan dan terjebak di dalam mobil dengan jenazah kerabatnya di sekelilingnya, Hind putus asa meminta bantuan.
“Ayo bawa aku. Maukah kamu datang dan membawaku? Saya sangat takut, silakan datang!,” bunyi suara Hind dalam rekaman panggilan ke responden, yang dirilis oleh PRCS.
Sementara itu, ibunda Hind, Wissam Hamada, mengatakan putrinya bercita-cita menjadi seorang dokter.
“Saya menunggunya setiap detik. Saya mendoakan yang terbaik untuknya, seperti seorang ibu mana pun yang mendoakan hal-hal terbaik dan terindah di dunia untuk putrinya,” terangnya kepada CNN pada Jumat (9/2/2024).
(Susi Susanti)