Cara Bantuan Kemanusiaan Masuk Gaza

Ludwina Andhara Herawati, Jurnalis
Selasa 20 Februari 2024 16:18 WIB
Cara bantuan kemanusiaan masuk Gaza (Foto: Plan International)
Share :

PALESTINA - Akibat perang antara Israel-Hamas yang pecah pada 7 Oktober 2023 lalu, seluruh pengiriman bantuan dan pasokan lintas batas ke Gaza dihentikan.

Menurut laporan PBB yang dikutip dari Plan International, sebelum meningkatnya insiden kekerasan, sekitar 500 truk memasuki Gaza setiap hari.

Tidak hanya itu, mereka mengklaim ada 100 truk tersebut yang mengirimkan bantuan, yang dinilai sangat diperlukan.

Diketahui pada 21 Oktober 2023, beberapa pengiriman bantuan diizinkan untuk lanjut. Namun sayangnya jumlah tidak memenuhi target yang dibutuhkan.

PBB mengatakan bahwa setidaknya, 100 truk dibutuhkan setiap hari untuk memasok keperluan yang bersifat urgensi, seperti makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.

Lantas, bagaimana bantuan kemanusiaan tersebut dapat masuk ke Gaza? Direktur Rantai Pasokan Plan International, Cecile Terraz mengatakan bahwa bantuan bisa masuk melalui penyeberangan Rafah.

Rafah menjadi tempat bantuan mulai didistribusikan. Bantuan mulai dikirim dari Mesir menuju Gaza dan penyeberangan Kerem Shalom, tempat bantuan bergerak ke Gaza langsung dari Israel. Keduanya beroperasi pada 17 Desember 2023.

Namun kenyataannya, memasok bantuan kemanusiaan ke Gaza memerlukan proses yang sulit. Melansir CNN, kendala yang dihadapi yakni adanya inspeksi yang panjang, penolakan, dan serangan bom oleh Israel.

Tidak hanya itu, pengiriman bantuan semakin terhambat setelah Amerika Serikat (AS) dan donatur lainnya menangguhkan pendanaan untuk UNRWA, yang bertanggung jawab atas distribusi bantuan ke Gaza.

Setelah insiden pemboman Israel di Gaza, perjanjian kemanusiaan dilakukan, seperti pembebasan tawanan Israel, dengan imbalan tahanan Palestina. Tidak hanya itu, bantuan kemanusiaan telah diizinkan masuk ke Palestina.

Walaupun PBB dan kelompok Bulan Sabit Merah Palestina mampu meningkatkan pasokan bantuan yang masuk melalui perbatasan Rafah dengan Mesir, namun masih belum cukup memenuhi kebutuhan penduduk Gaza.

Berdasarkan Aljazeera, diketahui sebanyak 2,3 juta jiwa penduduk Gaza belum dipenuhi kebutuhannya. Hampir 80 persen diantaranya kini mengungsi.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya