NEW YORK – Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat (AS) akan mengirimkan senjata militer senilai USD300 juta (Rp4,7 triliun) ke Ukraina. Termasuk amunisi, roket dan rudal anti-pesawat.
Pengumuman mengejutkan ini muncul ketika rancangan undang-undang (RUU) di Kongres untuk mengirim bantuan lebih lanjut ke Ukraina terhenti di tengah perdebatan partisan.
Pengiriman bantuan AS yang pertama dalam hampir tiga bulan ini dimaksudkan untuk mencegah Ukraina kalah dari Rusia.
Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan bantuan ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan medan perang Ukraina.
“Amunisi ini akan membuat senjata Ukraina tetap menyala dalam jangka waktu tertentu, namun hanya dalam waktu singkat,” kata Sullivan kepada wartawan pada Selasa (12/3/2024), dikutip BBC.
Dia menambahkan bahwa hal ini tidak akan mencegah Ukraina kehabisan amunisi.
Gedung Putih telah meminta Kongres selama berbulan-bulan untuk meloloskan anggaran pengiriman bantuan ke Ukraina, serta Israel dan Taiwan.
RUU bantuan senilai USD60 miliar telah disahkan Senat, namun belum melalui pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat.