Warga dan Polisi di Malang Gagalkan Aksi Perang Sarung, Temukan Sajam dari Motor

Avirista Midaada, Jurnalis
Sabtu 16 Maret 2024 16:55 WIB
Pengungkapan aksi tawuran perang sarung. (Foto: Avirista Midaada)
Share :

MALANG - Warga dan polisi menggagalkan aksi perang sarung di Jalan Borobudur, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Aksi itu sempat nyaris terjadi pada Rabu malam (13/3/2024) seusai Sholat Tarawih di area futsal kampus Widyagama, Jalan Borobudur, Lowokwaru, Kota Malang.

Kapolsek Lowokwaru, Kompol Anton Widodo menyatakan, saat itu warga melihat banyak anak-anak di bawah umur sedang berkumpul di Balai RW 3 Kelurahan Tanjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Ketika dihampiri sekitar pukul 20.00 WIB, untuk ditanyakan ada kegiatan apa, ternyata melarikan diri kabur.

"Saat dihampiri warga, kelompok dibawah umur tersebut melarikan diri dan dua diantaranya berhasil diamankan warga. Setelah diamankan, warga menghubungi kami. Setelah itu kita lakukan penggeledahan kepada kendaraan dan handphone milik mereka," ucap Anton Widodo, saat rilis di Mapolsek Lowokwaru, Kota Malang, pada Sabtu (16/3/2024).

Saat dilakukan penggeledahan, petugas dan warga menemukan satu senjata tajam (Sajam) jenis parang dan potongan besi dari jok satu kendaraan bermotor salah satu anak. Benda sajam itu terbungkus kain sarung yang diduga akan digunakan untuk arena perang sarung.

"Kita amankan parang ini dan sarung yang digunakan. Didalam sarungnya ada besi berukuran besar," ungkapnya.

Anton menceritakan, perang sarung ini bermula ketika pelaku RE mendapat curhatan dari temannya berinisial GT bahwa dirinya dibully oleh PT saat kalah bermain game, pada Senin (11/3/2024).

Kemudian, pada Selasa (12/3/2024) RE menemui PT untuk klarifikasi terkait pembullyan yang dilakukan kepada GT. Lalu, setelah didatangi RE, PT pun mengadu ke LT yang selanjutnya ia menemui RE untuk menantang perang sarung. Dan disepakati perang sarung dilakukan keesokan harinya di area Futsal Kampus Widyagama.

"Saat bertemu, RE kembali pulang ke rumah untuk mengambil sajam dan besi yang dililitkan disarung. Ini karena RE melihat lawannya besar-besar, akhirnya untuk jaga jaga," jelasnya.

Di saat saling bertemu antar dua kelompok yang berjumlah 10 lawan 10, warga pun yang melihat langsung membubarkan kedua kelompok tersebut.

"Saat kembali ke titik kumpul masing-masing itulah, warga mengamankan dua anak dan kami datang usai mendapat laporan," katanya.

Usai diinterogasi, pelaku mengaku saling kenal dengan kelompok lawan. Tak hanya mereka, sebanyak 12 anak di bawah umur juga turut diamankan oleh pihak kepolisian.

Saat ditanya kenapa anak dibawah umur terlintas pikiran untuk melakukan perang sarung dan membawa sajam, Anton menyebut karena perang sarung menjadi fenomena negatif yang memang ada disaat Ramadhan.

"Kalau soal Sajam dan besi, karena membela diri. Melihat musuhnya besar besar. Itupun ditaruh didalam jok sepeda motor," ucapnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya