GAZA - Militer Israel mengatakan pasukan khusus, yang didukung oleh infanteri dan tank, melakukan "operasi tepat" di kompleks Rumah Sakit (RS) Al Shifa pada Senin (18/3/2024) dini hari. Serangan ini didasarkan pada laporan intelijen bahwa rumah sakit tersebut digunakan oleh para pemimpin Hamas.
Israel telah mengambil alih rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza dalam apa yang disebutnya sebagai operasi untuk menggagalkan aktivitas anggota Hamas.
“Kami menangkap lebih dari 200 tersangka anggota Hamas dan kini sedang diperiksa,” kata juru bicara Laksamana Muda Daniel Hagari, dikutip Reuters. Dia mengatakan dalam serangan itu, seorang tentara Israel tewas dalam pertempuran.
Warga menggambarkan beberapa pertempuran terberat di Gaza utara selama berbulan-bulan.
Mohammad Ali, 32, ayah dua anak yang tinggal di dekat rumah sakit, mengatakan kepada Reuters melalui aplikasi obrolan bahwa suara penyerangan tersebut membangunkan lingkungan tersebut sekitar pukul 01.00 dini hari.
“Tak lama kemudian tank-tank mulai bergerak, mereka datang dari jalan barat dan menuju ke arah Al Shifa, kemudian suara tembakan dan ledakan semakin meningkat,” ujarnya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan para pengungsi di dalam rumah sakit telah tewas dalam kebakaran yang disebabkan oleh serangan tersebut.
Dilaporkan bahwa tentara membunuh 20 anggota Hamas, termasuk seorang komandan senior pasukan keamanan internal Hamas, dan menahan puluhan tersangka dalam penggerebekan tersebut.
Saksi mata serangan terakhir terhadap al-Shifa menggambarkan keadaan panik di dalam rumah sakit, fasilitas medis terbesar di Gaza, ketika pasukan Israel melancarkan serangan cepat dan tak terduga tersebut.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus sangat khawatir dengan situasi di rumah sakit (RS) al-Shifa yang telah digerebek pasukan Israel. Dia memperingatkan hal ini membahayakan petugas kesehatan, pasien, dan warga sipil.
“Rumah sakit baru-baru ini memulihkan layanan kesehatan yang minim. Setiap permusuhan atau militerisasi terhadap fasilitas tersebut membahayakan layanan kesehatan, akses ambulans, dan pengiriman pasokan penyelamat jiwa,” tulisnya di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. “Rumah sakit harus dilindungi. Gencatan senjata!,” lanjutnya.
(Susi Susanti)