Gelombang Panas di Sudan Selatan Capai 45 Celcius, Sekolah Dututup hingga Picu Pemadaman Listrik

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 19 Maret 2024 15:18 WIB
Gelombang panas di Sudan Selatan capai 45 Celcius, sekolah ditutup hingga picu pemadaman listrik (Foto: Paula Bronstein)
Share :

Warga Sudan Selatan, yang merdeka dari Sudan pada 2011 menjadikannya negara terbaru di dunia, menggambarkan kondisi yang sulit pada Senin 918/3/2024).

“Panas ini sangat serius dan sangat mempengaruhi pekerjaan kami,” kata Wadcon Savior Lazarus, yang menjalankan sebuah LSM nasional, kepada BBC.

“Karena panas ini, kami tidak bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kami datang ke kantor lebih awal dan pulang larut malam untuk menghindari panas,” lanjutnya.

"Saya minum banyak air agar saya tetap terhidrasi. Saya juga memakai pakaian tipis yang tidak menyerap panas, dan saya menghindari berjalan di bawah terik matahari,” terang warga Juba, Ayaa Winnie Eric.

Umat Islam, yang berjumlah sekitar 6,2% dari populasi negara itu, sangat terpukul karena banyak orang yang menjalankan Ramadhan, bulan puasa. Oleh karena itu mereka tidak diperbolehkan minum air atau cairan lainnya agar tetap terhidrasi sepanjang hari.

Sudan Selatan adalah negara terbaru di antara negara-negara Afrika yang mengalami suhu terik. Bahkan dalam banyak kasus, suhu panas yang memecahkan rekor.

El Niño, sebuah fenomena cuaca alami, telah menjadi faktor pendorong yang besar. Hal ini telah menyebabkan air menjadi sangat hangat di bagian timur Samudera Pasifik sehingga mengganggu pola cuaca global dan menaikkan suhu.

Namun, El Niño terjadi di tengah perubahan iklim yang lebih luas. Ahli meteorologi di seluruh dunia telah mendokumentasikan peningkatan jumlah suhu ekstrem, dan tahun 2023 menjadi tahun terpanas dalam sejarah dunia.

Sudan Selatan mungkin akan mengalami beberapa badai di wilayah selatannya pada minggu depan, yang mungkin akan memberikan sedikit kelegaan di tengah panas terik.

Dalam jangka panjang, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperkirakan kondisi negara ini akan lebih basah dari biasanya dalam beberapa bulan mendatang.

Meskipun hal ini akan mendinginkan suhu dan memberikan bantuan di daerah yang dilanda kekeringan, namun kondisi ini juga dapat menyebabkan banjir.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya