Polisi Tuduh Mantan Presiden Brasil Lakukan Penipuan Atas Vaksinasi Covid

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 20 Maret 2024 10:28 WIB
Polisi tuduh mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro lakukan penipuan atas vaksinasi Covid (Foto: Reuters)
Share :

BRASIL - Polisi Brasil secara resmi menuduh mantan Presiden Jair Bolsonaro melakukan penipuan terkait catatan vaksinasi Covid-nya, sehingga membuka jalan bagi kemungkinan tuntutan pidana di Mahkamah Agung.

Catatan kesehatannya menyebutkan dia menerima vaksin di Sao Paulo pada tahun 2021.

Namun penyelidikan kemudian menemukan dia tidak berada di kota pada saat itu.

Bolsonaro, seorang skeptis terhadap Covid-19 yang secara terbuka bersumpah tidak akan pernah mendapatkan vaksin, membantah mengetahui adanya catatan yang dirusak.

Hampir 700.000 orang telah meninggal karena Covid-19 di Brasil, menurut Universitas Johns Hopkins di AS.

Polisi federal menuduh Bolsonaro yang sering meremehkan tingkat keparahan virus ini, dan delapan orang lainnya berencana mengeluarkan sertifikat palsu vaksin Covid untuk mendapatkan keuntungan yang tidak semestinya selama pandemi.

Vaksinasi merupakan persyaratan masuk bagi banyak negara, termasuk Amerika Serikat (AS).

Kantor jaksa agung Brasil sekarang akan memutuskan apakah akan menuntut mantan presiden tersebut.

Pria berusia 68 tahun itu diinterogasi oleh polisi sehubungan dengan tuduhan tersebut pada Mei tahun lalu dan rumahnya digerebek.

Dia membantah tuduhan tersebut dan menuduh pihak berwenang mencoba "membuat kasus" terhadapnya.

Dakwaan baru ini hanyalah pertarungan hukum terbaru yang dia hadapi ketika mantan presiden tersebut harus menyerahkan paspornya bulan lalu atas penyelidikan atas tuduhan bahwa dia mencoba membatalkan hasil pemilu Oktober 2022 dan menekan para pemimpin militer untuk bergabung dalam upaya kudeta.

Setelah ia kalah dari pemain sayap kiri Luiz Ignacio Lula da Silva dalam pemilihan presiden, ribuan pendukungnya menyerbu gedung-gedung pemerintah di ibu kota Brasília. Termasuk istana presiden, Mahkamah Agung dan Kongres menjarah dan merusak gedung-gedung tersebut.

Bolsonaro masih dilarang mencalonkan diri selama delapan tahun karena merusak sistem pemilu di Brasil dan mengklaim pemilu terakhir adalah pemilu yang curang, meskipun tidak ada bukti adanya kecurangan dalam pemilu.

Dia berada di AS ketika serangan terhadap Kongres terjadi. Dia kembali ke Brasil pada Maret 2023 dan mengatakan bahwa dia tidak perlu takut.

Dia tetap menjadi tokoh sayap kanan yang paling berpengaruh dalam politik Brasil.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya