Keluarkan Pernyataan Bersama, Israel Setuju Pertimbangkan Kekhawatiran AS Soal Serangan di Rafah

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 02 April 2024 16:50 WIB
Israel setuju pertimbangkan kekhawatiran AS soal serangan di Rafah (Foto: Reuters)
Share :

WASHINGTON - Para pejabat Israel pada Senin (1/4/2024) sepakat untuk mempertimbangkan kekhawatiran Amerika Serikat (AS) mengenai rencana serangan di Rafah. Hal ini diungkapkan pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan virtual dengan para pejabat AS mengenai cara-cara alternatif untuk membasmi Hamas di Gaza selatan.

Pertemuan berdurasi 2,5 jam yang dipimpin oleh para pejabat tinggi Amerika dan Israel itu diakhiri dengan rencana pembicaraan lanjutan secara langsung paling cepat pada minggu depan.

Belum ada tanda-tanda bahwa perunding Amerika dan Israel mencapai kesepakatan mengenai rencana perdamaian di Rafah.

Pernyataan bersama tersebut mengatakan kedua belah pihak mempunyai hubungan yang konstruktif mengenai Rafah dan sepakat bahwa mereka memiliki tujuan yang sama untuk melihat kekalahan Hamas di sana.

“Pihak AS menyatakan keprihatinannya terhadap berbagai tindakan di Rafah. Pihak Israel setuju untuk mempertimbangkan kekhawatiran ini dan mengadakan diskusi lanjutan di antara para ahli,” kata pernyataan itu, dikutip Reuters.

Seorang pejabat AS mengatakan pihak AS, yang dipimpin oleh penasihat keamanan nasional Jake Sullivan, wakil utamanya Jon Finer dan utusan Timur Tengah Brett McGurk, menyusun proposal alternatif yang menurut mereka akan melindungi warga sipil di Rafah.

Pejabat itu menambahkan terserah Israel untuk memutuskan apa yang harus dilakukan.

Seorang pejabat Israel di Washington mengatakan peserta Israel termasuk Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dan penasihat keamanan nasional Tzachi Hanegbi. Mereka adalah orang-orang kepercayaan Netanyahu yang dijadwalkan menghadiri pertemuan di Washington pekan lalu namun dibatalkan oleh Netanyahu.

Menurut sumber terpisah yang mengetahui perundingan tersebut, Israel memberi pengarahan kepada rekan-rekan AS mengenai rencana serangan darat untuk menghancurkan batalion terakhir Hamas yang menurut mereka dapat dilakukan dengan cara yang meminimalkan korban sipil. Tidak jelas apakah kedua pihak mempersempit perbedaan mereka.

Seperti diketahui, Presiden Joe Biden telah mendesak Israel untuk tidak melakukan serangan besar-besaran di Rafah untuk menghindari lebih banyak korban sipil Palestina di Gaza, di mana otoritas kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 32.000 orang telah tewas dalam serangan Israel.

Para pejabat AS, yang prihatin dengan krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza, mendesak Israel untuk mengambil pendekatan yang lebih tepat sasaran dalam menyerang militan Hamas tanpa melancarkan serangan darat besar-besaran.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk tidak tergoyahkan dari serangan Rafah ketika ia berupaya untuk menghilangkan militan Hamas yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang menurut perhitungan Israel.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya