NEW YORK – Amerika Serikat (AS) pekan lalu menghentikan pengiriman bom ke Israel karena kekhawatiran akan dilakukannya operasi darat besar-besaran di Rafah, Gaza selatan.
Seorang pejabat mengatakan kepada CBS News, mitra media BBC di AS, pengiriman tersebut terdiri dari 1.800 bom seberat 2.000 pound (907 kg) dan 1.700 bom seberat 500 pound.
“Israel belum sepenuhnya mengatasi kekhawatiran AS mengenai kebutuhan kemanusiaan warga sipil di Rafah,” terang pejabat itu, dikutip BBC.
Israel tidak segera memberikan komentar terkait hal itu.
“Posisi AS adalah bahwa Israel tidak boleh melancarkan operasi darat besar-besaran di Rafah, di mana lebih dari satu juta orang mengungsi tanpa punya tempat lain untuk pergi,” lanjutnya.
“Kami telah terlibat dalam dialog dengan Israel dalam format Kelompok Konsultatif Strategis kami tentang bagaimana mereka akan memenuhi kebutuhan kemanusiaan warga sipil di Rafah, dan bagaimana melakukan tindakan yang berbeda terhadap Hamas di sana dibandingkan dengan yang mereka lakukan di tempat lain di Gaza,” ujarnya.
“Diskusi tersebut sedang berlangsung dan belum sepenuhnya menjawab kekhawatiran kami. Ketika para pemimpin Israel tampaknya mendekati titik pengambilan keputusan mengenai operasi semacam itu, kami mulai dengan hati-hati meninjau usulan transfer senjata tertentu ke Israel yang mungkin digunakan di Rafah. Hal ini dimulai pada bulan April,” ungkapnya.