Apakah Dinas Rahasia AS Kecolongan Usai Gagal Total Melindungi Donald Trump dari Penembakan?

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 15 Juli 2024 09:49 WIB
Apakah Dinas Rahasia AS kecolongan usai gagal total melindungi Donald Trump dari penembakan? (Foto: AP)
Share :

NEW YORK - Dinas Rahasia Amerika Serikat (AS) atau Secret Service mempunyai satu tugas utama, yakni melindungi presiden AS saat ini dan mantan presiden. Namun mereka gagal total ketika ada upaya pembunuhan terhadap Donald Trump pada Sabtu (13/7/2024).

Sudah 43 tahun sejak upaya pembunuhan terakhir terhadap mantan atau presiden AS saat ini, ketika Ronald Reagan tertembak di paru-paru namun selamat.

Saat ini, para politisi Amerika dan masyarakat ingin tahu bagaimana seorang calon pembunuh bisa merangkak ke tempat yang menguntungkan di atap gedung, bersenjatakan senapan, dan melepaskan empat tembakan ke arah podium. Semua tempat kejadian ini berada di area yang seharusnya menjadi lokasi yang sudah dibersihkan atau diamankan.

Mengapa peringatan dari masyarakat tampaknya diabaikan atau tidak ditindaklanjuti?

Dan mengapa, ketika pemilihan presiden tinggal empat bulan lagi, Secret Service tidak melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam melindungi orang yang diyakini banyak orang akan menjadi presiden Amerika berikutnya?

Investigasi pun digelar dengan melibatkan Biro Investigasi Fedreal (FBI) serta Dinas Rahasia dan Departemen Keamanan Dalam Negeri.

Direktur Dinas Rahasia, Kimberly Cheatle, telah dipanggil untuk memberikan kesaksian di hadapan komite Dewan Perwakilan Rakyat AS pada 22 Juli mendatang.

Philadelphia Inquirer melaporkan mereka yang menghadiri rapat umum diminta melewati detektor logam untuk memastikan mereka tidak membawa senjata apa pun.

Seorang saksi mata mengatakan kepada BBC, pria bersenjata yang diyakini melepaskan tembakan terlihat jelas merangkak sambil membawa senapan di atas gedung di dekatnya selama beberapa menit.

Saksi, yang menyebut dirinya Greg, mengatakan peringatan yang dia dan orang lain berikan tidak ditindaklanjuti oleh polisi karena dia tidak tahu apa yang sedang terjadi dan memiliki jarak pandang yang buruk ke atap.

Greg mengatakan dia bertanya-tanya mengapa agen tidak dikerahkan di semua atap rumah di dekatnya, dan tidak melakukan intervensi untuk mengeluarkan Trump dari panggung setelah dia membunyikan alarm.

Tersangka pria bersenjata yang disebutkan oleh FBI sebagai Thomas Matthew Crooks yang berusia 20 tahun, juga tampaknya tertangkap kamera sedang melakukan tembakan, dalam rekaman yang diperoleh TMZ.

Seorang penonton tewas dan dua lainnya terluka parah sebelum pria bersenjata itu sendiri ditembak mati. Trump juga terluka di bagian telinga. Polisi negara bagian mengatakan terlalu dini untuk menentukan secara pasti apa yang terjadi.

David Dunn, profesor politik internasional dari Universitas Birmingham mengatakan nyawa Trump mungkin bisa terselamatkan karena dia menghindar setelah tembakan pertama dilakukan.

“Dalam hal ini, dia jelas telah dilatih dengan baik oleh Dinas Rahasia,” kata Prof Dunn kepada BBC Radio 5 Live. Sebelum dibawa pergi dengan mobil oleh para agen, Trump kembali bangkit dan mengacungkan tinjunya ke hadapan massa.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya