NEW YORK - Banyak pemberitaan mengenai usia Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Donald Trump serta dampaknya terhadap pemilih.
Fokusnya lebih pada Biden yang berusia 81 tahun, yang banyak menunjukkan kejanggalan dan kesalahannya, terutama pada minggu-minggu sejak debat presiden.
Kini setelah Presiden Joe Biden keluar dari pemilu tahun 2024, Donald Trump, 78 tahun, adalah calon tertua dari dua partai besar yang pernah mencalonkan diri sebagai presiden.
Trump, 78, kini akan menyandang gelar 'calon presiden tertua dalam sejarah presiden' yang tidak diinginkan dan mewarisi masalah usia dari Biden saat ia mengundurkan diri dari pencalonan Gedung Putih.
Biden, 81 tahun, sudah menjadi presiden tertua dalam sejarah AS ketika ia mulai menjabat pada usia 78 tahun. Wakil Presiden Kamala Harris, yang Biden dukung sebagai penggantinya dalam pemungutan suara, berusia 59 tahun. Robert F. Kennedy Jr., 70 tahun, juga mencalonkan diri kampanye jangka panjang sebagai calon independen.
Kekhawatiran mengenai usia presiden semakin meningkat setelah kinerja buruk Biden dalam debat presiden pertama pada bulan Juni, di mana ia tampak lemah dan kesulitan memberikan jawaban yang masuk akal. Setelah berminggu-minggu anggota parlemen dari Partai Demokrat dan donor menyerukan agar Biden mundur dari pencalonan, dia mengumumkan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri kembali dan mendukung pasangannya.
Meskipun Harris masih perlu mendapatkan nominasi dari partainya, namun dia berumur 22 tahun lebih muda dari Biden dan 19 tahun lebih muda dari Trump. Meskipun usia Biden adalah faktor terbesarnya, namun usia Harris yang relatif muda terbukti bermanfaat dalam kampanye, sehingga memungkinkan Partai Demokrat membalikkan argumen bahwa Biden terlalu tua untuk memimpin dan memanfaatkannya untuk melawan Trump.