INDONESIA sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, tidak luput dari serangan teroris. Beberapa aksi bom bunuh diri yang terjadi di Tanah Air cukup menggemparkan bahkan sampai ke luar negeri. Sebut saja bom Bali yang terjadi pada 2002.
Kelompok teroris di Indonesia sepertinya terus bergerak di bawah tanah meski operasi pemberantasannya gencar dilakukan. Sel-sel teroris menyebar dan masyarakat tentu saja harus terus waspada.
Pada Rabu 31 Juli 2024, seorang pria terduga teroris ditangkap di Stasiun Solo Balapan, Surakarta, Jawa Tengah saat hendak naik kereta api. Ia diduga hendak ke Jakarta untuk melancarkan bom bunuh diri tapi sudah duluan digagalkan aparat. Darinya turut disita benda diduga bom.
Berikut tiga serangan bom teroris di Indonesia yang menggemparkan :
1. Bom Bali 2002
Bom Bali 2002 adalah salah satu serangan teror paling mematikan di Indonesia. Pada tanggal 12 Oktober 2002, dua bom meledak di daerah Kuta, Bali, salah satu destinasi wisata paling populer di dunia. Ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub, diikuti oleh ledakan kedua yang lebih besar di Sari Club, hanya beberapa menit kemudian.
Serangan ini menewaskan 202 orang, termasuk wisatawan asing dari 21 negara, serta melukai lebih dari 200 lainnya. Kelompok teroris Jemaah Islamiyah, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda, mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Peristiwa ini mengguncang dunia dan memaksa Indonesia untuk meningkatkan upaya kontraterorisme.
2. Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton 2009
Pada tanggal 17 Juli 2009, dua hotel mewah di Jakarta, JW Marriott dan Ritz-Carlton, menjadi target serangan bom bunuh diri. Ledakan terjadi hampir bersamaan pada pukul 07:47 WIB, menewaskan sembilan orang dan melukai lebih dari 50 lainnya. Kedua hotel tersebut sering dikunjungi oleh ekspatriat dan pebisnis internasional, membuat serangan ini berdampak luas.
Pelaku bom bunuh diri diketahui berasal dari kelompok Jemaah Islamiyah yang dipimpin oleh Noordin Mohammad Top, seorang militan yang telah lama dicari oleh pihak berwenang. Serangan ini menunjukkan bahwa meskipun banyak pemimpin teroris telah ditangkap atau dibunuh, ancaman terorisme tetap ada di Indonesia.