JAKARTA - Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin merespons Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto soal rekaman yang berisi dugaan ancaman penggunaan aparat negara.
Ngabalin menyebutkan, bahwa rekaman yang diputar oleh Hasto beberapa waktu yang lalu itu tidak utuh. Ia pun menyayangkan sikap Hasto yang tidak mengecek terlebih dahulu terkait omongan Presiden Jokowi itu.
“Itu kan pidato resmi Pak Presiden, jadi orang itu merekam lalu mengirim ke Pak Sekjen (Hasto. Jadi sayang juga Pak Sekjen tidak cek ulang),” kata Ngabalin kepada wartawan, Senin (19/8/2024).
Dia pun kemudian menyarankan agar Hasto bisa menahan emosi supaya tidak mudah mengeluarkan narasi-narasi yang belum terbukti kebenarannya.
“Makanya saya bilang dari awal, agak sedikit dibenahi emosi supaya kalau ada hal-hal seperti itu tidak terlalu cepat ditanggapi,” jelasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI-Perjuangan, Hasto Kristiyanto memutar sebuah rekaman suara yang disebut adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dari rekaman tersebut, Hasto menilai cara-cara yang dilakukan Presiden tidaklah bijak.
Hal ini dilakukan setelah sebelumnya awak media meminta tanggapan soal sikap partai Nasdem yang mencabut dukungan kepada Anies Baswedan di Pilkada Jakarta. Hasto pun memberikan tanggapannya.
"Ya itu bukan kebiasaan dari bang Surya Paloh, tetapi itu adalah hak kedaulatan dari partai Nasdem, kami tidak campur tangan," kata Hasto di halaman masjid At-Taufiq Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2024).
Akan tetapi, kata dia, rakyat tentu akan melihat sikap tersebut bukan hal yang biasa, dan beranggapan ada sesuatu yang sepertinya ditutup tutupi.
"Ini merupakan bagian kita lihat dari berbagai upaya upaya yang mencoba menekan," ujarnya.
Dalam kesempatan itulah, Hasto kemudian menyinggung adanya beredar sebuah video yang disebutnya adalah Presiden Jokowi. Dalam video itu, kata dia, menunjukkan bagaimana Presiden Jokowi akan menggunakan hukum dan melakukan pembisikan kepada Ketua KPK, Jakarta Agung dan Kapolri.
"Apakah rekan-rekan wartawan sudah mendengar itu atau belum, itu harus diklarifikasi oleh bapak presiden karena ini berbahaya di dalam demokrasi dan penegakkan hukum itu sekiranya hal tersebut benar," tuturnya.
Hasto kemudian mengeluarkan gawainya dan langsung memutarkan suara kepada awak media. Sayangnya, Hasto hanya memutarkan tanpa menunjukkan video tersebut.
Berikut isi rekaman suara yang disodorkan Hasto kepada awak media:
"Jangan main-main, yang gigit saya sendiri, lewat cara saya. Bisa lewat KPK, bisa. Bisa lewat Polri, bisa lewat Kejaksaan akan saya bisikin aja, di sana ada yang main-main. Ya masa saya mau ngintip sendiri kan ndak mungkin,"
Kemudian, setelah itu, Hasto memberikan pandangannya atas apa yang telah disampaikan di dalam rekaman suara tersebut.
"Nah inikan sesuatu yang menurut saya kurang bijak, sehingga saudara-saudara sekalian mengapa ini saya sampaikan karena ini hari kemerdekaan kita, yang seharusnya dengan kemerdekaan itu setiap orang bebas dan bertanggung jawab di dalam menyampaikan pendapatnya tetapi harus dalam koridor hukum, koridor kepentingan nasional, tidak boleh sesorang melakukan intimidasi," pungkasnya.
(Awaludin)