GAZA – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Kamis (5/9/2024) bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih jauh dari harapan. Netanyahu juga menolak optimisme Amerika Serikat (AS) atas kesepakatan tersebut dan mengatakan garis merahnya menjadi ‘lebih merah’ setelah pembunuhan enam sandera di Gaza.
Berbicara sehari setelah seorang pejabat senior pemerintahan Presiden AS Biden mengatakan kesepakatan telah sembilan puluh persen disetujui, Netanyahu mengatakan kepada acara pagi ‘Fox and Friends’ bahwa hal itu tidak akurat.
Dia menyebut kemungkinan kesepakatan gaza yang mencuat di publik sebagai narasi yang salah. Netanyahu menyalahkan Hamas, dengan mengatakan mereka hanya ingin Israel keluar dari Gaza sehingga mereka dapat merebut kembali Gaza.
Komentarnya muncul setelah pejabat AS tersebut mengatakan kepada wartawan dalam sebuah pengarahan pada Rabu (4/9/2024) bahwa pembunuhan sandera oleh Hamas dan sikap garis keras pemimpin Israel yang semakin meningkat telah mempersulit dorongan Washington untuk gencatan senjata.
Mereka mengatakan setidaknya ada dua isu utama yang tersisa. Yakni identitas tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai ganti tawanan yang masih ditahan di Gaza, dan "penempatan ulang" pasukan Israel di daerah kantong itu. Netanyahu mengisyaratkan tidak akan ada kesepakatan kecuali mereka dapat tetap berada di daerah yang dikenal sebagai koridor Philadelphia.
Intervensi publik yang berulang kali dilakukan pemimpin Israel juga telah membuat keadaan menjadi lebih sulit.