CHINA – China atau Tiongkok mengecam serangan Israel yang sedang berlangsung di negara tetangga Lebanon, 24 jam setelah serangan udara tersebut menewaskan hampir 500 orang. Serangan ini menandai hari paling mematikan sejak 2006 dan perluasan konflik yang telah melibatkan wilayah tersebut selama hampir setahun.
"Tiongkok sangat prihatin dengan ketegangan saat ini antara Lebanon dan Israel, sangat khawatir dengan banyaknya korban yang disebabkan oleh operasi militer tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian saat konferensi pers rutin pada Selasa (24/9/2024). "Tiongkok menentang pelanggaran kedaulatan Lebanon dan mengutuk semua tindakan yang merugikan warga sipil yang tidak bersalah,” lanjutnya.
Israel memperluas kampanye militernya di luar Gaza untuk menargetkan benteng Hizbullah di Lebanon setelah hampir setahun melakukan serangan balasan di seberang perbatasan.
Menurut Reuters. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya 492 kematian dan 1.645 cedera akibat serangan udara tersebut saat ribuan keluarga mengungsi dari rumah mereka.
"Tidak peduli bagaimana situasi berubah, kami akan bersikeras berdiri di pihak keadilan dan di pihak saudara-saudara Arab kami, termasuk Lebanon," kata Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dalam pertemuan dengan mitranya dari Lebanon, Abdallah Bou Habib, di Kota New York pada Senin (23/9/2024).
Wang menyatakan dukungan Tiongkok terhadap kedaulatan Lebanon dan penentangan terhadap serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil.
Kementerian Luar Negeri Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email dari Newsweek.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah berupaya memposisikan dirinya sebagai pemain diplomatik utama dan alternatif bagi AS di Timur Tengah, memainkan peran penting dalam pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi tahun lalu.
Pada bulan Juli, Beijing menjamu faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas dan saingannya yang berbasis di Tepi Barat selama puluhan tahun, Fatah, untuk pembicaraan rekonsiliasi menuju pemerintahan Palestina yang bersatu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka telah menyerang 1.600 lokasi yang terkait dengan Hizbullah dan bahwa kelompok militan tersebut meluncurkan lebih dari 200 roket ke Israel utara pada Senin (23/9/2024) malam. Newsweek belum dapat memverifikasi klaim ini.
"Lebih dari satu juta warga sipil Israel berlarian ke tempat perlindungan bom di Haifa saat Hizbullah tanpa pandang bulu menembakkan roket. Inilah sebabnya kami beroperasi melawan Hizbullah yang terus-menerus menyerang warga sipil kami," tulis IDF di X pada Senin (23/0/2024).
(Susi Susanti)