Namun, Pangdam Siliwangi kala itu, Mayjen Ibrahim Adjie, mengkhawatirkan keselamatan Presiden Soekarno. Terlebih, Pangkostrad Mayjen Soeharto sudah mengambil jalan berseberangan dengan Soekarno, seperti ketika melarang Kolonel KKO Bambang Widjanarko yang hendak menjemput Mayjen Pranoto Reksosamudro, Asisten Personalia Menpangad Letjen Ahmad Yani.
“Ibrahim Adjie yang tahu duduk permasalahannya ini, bahkan sudah menyiapkan pasukan bersiaga di pinggiran Jakarta,” sambungnya.
Kondisi lebih mencekam terasa di luar Jakarta dan Jawa Barat. Seperti di Jawa Tengah dan Yogyakarta, hingga ke sejumlah wilayah di Jawa Timur.
“Jawa Tengah pasca-G30S keadaannya genting. Pemberlakuan jam malam. Wilayah Jateng paling parah situasinya, karena basisnya PKI kan di Jateng. Konflik saling bunuh terjadi seperti perang sipil. Ekses peristiwa di Jakarta lebih mengerikan bagi masyarakat kalangan bawah,” timpal Wahyu Bowo Laksono.