“Yang paling parah ada di daerah Kediri, Jombang dan Mojokerto yang basisnya NU. Sampai ada bentrok terbuka. Saling serang antara yang pro komunis dengan NU,” timpal Wahyu Bowo lagi.
Suasana teror juga terasa sampai ke Surabaya. Berbagai bentuk intimidasi bahkan sering diarahkan pada para santri oleh para simpatisan PKI, sebelum Surabaya ikut dibersihkan para pendukung ideologi haram itu.
“Suasana Surabaya sangat tegang, seperti halnya di kota-kota lain. Ada juga cerita PKI sempat meneror golongan santri dalam bentuk intimidasi coretan-coretan di dinding. Dulu di tiap kampung, ada gardu jaga. Biasanya coretan intimidatif itu juga ada di gardu jaga,” tutup aktivis sejarah 'Roode Brug Soerabaia', Ady Setiawan.
(Awaludin)