LEBANON - Setidaknya empat rumah sakit (RS) di Lebanon mengumumkan pada Jumat (4/10/2024) bahwa mereka menghentikan pekerjaan medis karena serangan Israel. Sebuah organisasi kesehatan yang berafiliasi dengan Hizbullah mengatakan bahwa 11 paramedis telah tewas dalam 24 jam terakhir.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) penutupan keempat rumah sakit tersebut merupakan puncak dari dua minggu serangan Israel terhadap rumah sakit dan petugas kesehatan di Lebanon yang telah menutup sedikitnya 37 fasilitas dan menewaskan puluhan staf medis.
Pada Jumat (4/10/2024) malam, tentara Israel mengeluarkan pernyataan yang menuduh bahwa Hizbullah menggunakan kendaraan medis untuk mengangkut pejuang dan senjata, dengan peringatan bahwa mereka akan menyerang kendaraan apa pun yang diduga digunakan untuk keperluan militer.
Staf rumah sakit di Lebanon selatan mengatakan kepada BBC bahwa fasilitas kesehatan yang merawat warga sipil yang terluka telah diserang langsung oleh Israel. BBC telah menghubungi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk memberikan komentar.
Dr Mounes Kalakish, direktur rumah sakit pemerintah Marjayoun di Lebanon selatan, mengatakan kepada BBC bahwa rumah sakit tidak punya pilihan selain tutup pada Jumat (4/10/2024)setelah serangan udara menghantam dua ambulans di pintu masuk rumah sakit pada hari Jumat, menewaskan tujuh paramedis.
"Para perawat dan dokter ketakutan," katanya. "Kami mencoba menenangkan mereka dan terus bekerja, tetapi itu tidak mungkin,” lanjutnya.
Direktur darurat rumah sakit, Dr Shoshana Mazraani, mengatakan dia sedang duduk di depan gedung ketika serangan itu terjadi. Dia mendengar teriakan paramedis yang terkena serangan dan berlari ke arah ambulans yang rusak, tetapi diperingatkan untuk tetap tinggal oleh rekan-rekannya karena takut akan serangan susulan.