JAKARTA - Aktivis Pergerakan dan Pejuang Keadilan Harda Belly, mendukung polisi mengungkap dalang dibalik demo anarkis yang mengakibatkan seorang Satpol PP di Kabupaten Lebak meninggal dunia. Sebelumnya, dua orang pendemo sudah ditahan oleh Polres Lebak.
Anggota Satpol PP Lebak, Yadi Suryadi, meninggal dunia akibat insiden demo anarkis di Gedung DPRD Lebak, beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Yadi mengalami luka serius di kepala usai tertimpa pagar yang didorong oleh massa.
“Jangan hanya menahan dua orang pendemo saja, tapi juga segera tangkap yang menyuruh aksi ini ” kata Harda, Rabu (16/10/2024).
Menurutnya, kematian Yadi merupakan masalah kemanusiaan yang mengusik hati nurani. Sehingga perlu ada tindakan hukum yang tegas.
“Saya terpanggil untuk menyuarakan kasus tersebut. Menurutnya, kasus ini menjadi tanggung jawab kita membantu keluarga korban sedang mencari keadilan,” ucapnya.
“Intinya ini soal kemanusian, nyawa yang dihilangkan atas insiden demo anarkis yang ternyata suruhan atau bayaran, jadi tidak ada toleransi kecuali dengan mengungkap dalangnya dan diproses hukum,” sambungnya.
Dikatakannya, integritas Polres Lebak saat ini sedang dipertaruhkan apakah mampu mengungkap kasus ini secara terang benderang dan menangkap siapa-siapa yang terlibat.
“Masyarakat menaruh harapan besar kepada kepolisian untuk menuntaskan kasus ini agar tidak ada lagi terjadi kejadian seperti menimpa almarhum Pak Yadi,” ucapnya.
“Sama halnya dengan kasus pembunuhan Brigadir Yosua yang pernah menghebohkan publik, drama apapun yang dilakukan untuk menutupi kasusnya namun tetap terungkap karena menyangkut kemanusiaan yang dikawal oleh publik,” imbuhnya.
HB -- panggilan akrabnya-- meyakini Polres Lebak akan mengungkap kasus tersebut dengan transparan hingga keluarga korban mendapat keadilan. Dia percaya Polres Lebak akan bekerja secara terbuka tidak ada yang ditutupi karena ini menyangkut nyawa seseorang.