BANDUNG - Hujan deras yang mengguyur wilayah Desa Panyadap, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, menyebabkan tanggul Sungai Cisunggalah jebol, hal itu membuat puluhan rumah warga terendam.
Kejadian ini terjadi sekitar pukul 17.00 WIB saat debut air sungai meningkat akibat hujan yang mengguyur kawasan pegunungan di atas Desa Panyadap.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Benny mengatakan, jika tanggul yang jebol berada di RW 02 Desa Panyadap.
"Iya betul, tanggul di RW 02 Desa Panyadap jebol. Air masuk ke pemukiman warga," ujar Benny saat dikonfirmasi.
Benny menjelaskan, hujan yang turun sangat deras mengakibatkan aliran sungai Cisunggalah meningkat sehingga tanggul tidak mampu menahan besarnya debit air. Beberapa rumah pun terdampak, namun pihaknya masih belum mengetahui berapa rumah yang terdampak.
"Untuk jumlah pastinya masih belum diketahui," tutupnya.
Selain tanggul jebol, sungai cisunggalah juga meluap di Desa Bojong yang mengakibatkan air meluber ke jalan raya.
Sementara itu, Kepala Desa Panyadap, Teddy Julia Taufik, membenarkan kejadian tersebut? Menurutnya wilayah yang terdampak terletak di perbatasan RW 02 dan RW 03, tepat di muarapunca.
“Karena tanggul jebol, air sungai yang meluap otomatis masuk ke rumah dan persawahan. Ini sudah menjadi kejadian tahunan, banjir seperti ini memang sering terjadi,” kata Teddy.
Teddy membenarkan jika luapan sungai membuat satu rumah yang ada di RW 02 ambruk di bagian dinding.
Kendati demikian, ia memastikan bahwa tidak ada korban jiwa atau luka dalam kejadian tersebut.
“Alhamdulillah sejauh ini tidak ada korban jiwa. Yang terdampak hanya satu rumah yang rusak akibat air yang masuk, dan sudah dievakuasi ke tetangga dan sanak saudara,” tambahnya.
Selain hujan dengan intensitas tinggi, hujan yang mengguyur daerah pegunungan seperti wilayah Derawati, Pasirbatu menyebabkan kondisi di Desa Panyadap kerap terimbas banjir.
“Penangan sebetulnya mah sudah, ada program dari BBWS, dari Kabupaten juga, terkendala ada beberapa benda milik warga yang mengganggu kelancaran air. Ketika air besar. Jadi jembatan pribadi, mengganggu. Soalnya warga klo bikin jembatan tidak ada koordinasi,” ujar Teddy.
(Awaludin)