Namun, kemitraan tersebut semakin diuji, terutama karena ancaman keamanan di Pakistan telah meningkat, yang berdampak langsung pada kepentingan China. Kemarahan Beijing terutama bermula dari serangan berulang yang menargetkan warga negara China dan proyek-proyek di Pakistan, khususnya di provinsi Balochistan yang bergejolak.
Selama beberapa tahun terakhir, kelompok separatis seperti Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) telah mengeklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap insinyur, pekerja, dan infrastruktur China. Kelompok-kelompok ini memandang investasi China di wilayah tersebut sebagai eksploitatif, menuduhnya mengabaikan masyarakat lokal sembari terus mengambil untung dari sumber daya provinsi tersebut.
Kesabaran China tampaknya mulai menipis. Kurangnya kemajuan nyata dalam mengekang serangan terhadap warga negaranya dan proyek-proyek infrastruktur telah menyebabkan pernyataan yang tajam dari Beijing.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah China secara eksplisit menyuarakan kekhawatiran atas ketidakmampuan Pakistan untuk memberikan perlindungan memadai. Dalam teguran publik yang jarang terjadi, diplomat China mengkritik penanganan Pakistan terhadap pengaturan keamanan.
Hal ini terjadi di tengah laporan bahwa Beijing telah mempertimbangkan untuk menahan investasi CPEC lebih lanjut hingga perbaikan nyata dilakukan. Sikap seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya, mengingat pendekatan China yang secara historis berhati-hati dalam menangani masalah dengan sekutunya secara terbuka.
Keselamatan warga negaranya telah menjadi prioritas utama bagi Beijing. Laporan menunjukkan bahwa China telah mendorong keterlibatan yang lebih besar dalam langkah-langkah keamanan internal Pakistan, termasuk mengerahkan perusahaan keamanan swasta China untuk melindungi aset dan warga negaranya.
Meski Pakistan telah mengizinkan sejumlah kehadiran keamanan eksternal, langkah-langkah tersebut sering kali menemui perlawanan dalam negeri, yang semakin memperumit situasi.