JAKARTA - Ratusan massa yang tergabung dalam Keluarga Besar Sopir Indonesia (KBSI) melakukan aksi demo di kawasan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Jakarta Utara. Antrian panjang truk kerap terjadi di kawasan tersebut ketika sopir hendak melakukan proses bongkar muat barang.
Koordinator KBSI Nuratmo mengatakan, dikarenakan infrastruktur yang kurang memadai proses bongkar muat barang bisa memakan waktu selama 15 jam. Selema itu, para sopir pun harus menunggu antrian yang begitu panjang.
"Bayangin, sekelas pelabuhan internasional, bongkar muatnya itu sampai 15 jam kita di dalam. Sampai 15 jam menunggu. Ini kan berdampak kepada kami dan pastinya kepada customer-customer di sana," kata Nuratmo kepada wartawan di lokasi demo, Selasa (11/2/2025).
Kejadian diperburuk dengan tidak disediakan toilet umum di kawasan pelabuhan itu. Bahkan kata dia para sopir ini terpaksa buang air kecil dan besar secara sembarangan karena tak ada fasilitas toilet di dalamnya.
"Di dalam itu kita nunggu sampai berjam-jam, itu tidak ada toilet yang memadai. Mohon maaf, kita nyampe, iya kencing sembarangan dan buang air besar sembarangan. Ini kan tidak manusiawi, sekelas pelabuhan internasional. Tapi hal-hal sepele masih aja terjadi," katanya.
Dia menyebut bahwa saat mediasi, Pelindo sempat berjanji untuk mengatasi kemacetan di kawasan pelabuhan dan menyediakan pelayanan fasilitas seperti toilet, kantin atau ruang tunggu bagi para sopir. Namun bukannya merealisasikan janji tersebut, kini para sopir justru dikenakan biaya masuk ke pelabuhan.
"Salah satunya MCK (mandi,cuci kakus) akan disediakan, kemacetan penambahan gate dan segala macam. Tapi sampai sekarang kemacetan, bongkar muat yang lama itu masih saja terjadi," ucapnya.