"Salah satu hal yang sangat penting adalah pemberdayaan korban dan pelaku yang merupakan kelompok rentan. Kami ingin memberikan kapasitas dan kemandirian kepada mereka melalui program rehabilitasi, pendampingan psikososial, serta pemberdayaan ekonomi," sambungnya.
Kampanye #RiseAndSpeak, kata Nurul, tidak hanya mencakup kegiatan edukasi melalui media sosial dan konvensional, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan langsung di masyarakat, seperti workshop, konsultasi dengan psikolog, serta fasilitas curhat bagi para korban kekerasan.
"Salah satu acara yang telah dilaksanakan adalah workshop di Indramayu pada 6 Februari 2025, yang dihadiri oleh lebih dari 200 orang, termasuk pelajar, mahasiswa, serta perwakilan masyarakat," katanya.
Nurul menjelaskan, dalam rangkaian program yang akan datang, kampanye ini juga melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk pelajar, mahasiswa, tokoh agama, serta aparat penegak hukum. Salah satu kegiatan yang menonjol adalah 'Ngabuburite Bersama Santri Milenial' yang akan diadakan pada bulan Maret 2025, mengajak santri untuk berani berbicara melawan kekerasan dan kejahatan.
"Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, kita bisa menciptakan perubahan nyata. Mari bersama-sama menjadi bagian dari gerakan ini untuk membangun Indonesia yang lebih aman, inklusif, dan berkeadilan," katanya.
Sebagai puncak dari kampanye ini, pada bulan September 2025, akan diadakan penghargaan untuk individu, komunitas, dan instansi yang aktif berkontribusi dalam gerakan ini, termasuk penghargaan untuk penyidik terbaik, inovasi terbaik dari Polres/Polda, dan kontribusi terbaik dalam kampanye kesetaraan gender.
Nurul mengatakan, kampanye #RiseAndSpeak adalah komitmen kolektif untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak, serta seluruh masyarakat. "Mari bersama-sama kita bangun Indonesia yang lebih baik melalui tindakan nyata," ucapnya.
(Puteranegara Batubara)