Respons Ancaman Trump, Hamas Klaim AS Dukung Israel Perketat Pengepungan Gaza

Shabila Dina, Jurnalis
Jum'at 07 Maret 2025 15:57 WIB
Respons Ancaman Trump, Hamas Klaim AS Dukung Israel Perketat Pengepungan Gaza (Reuters)
Share :

JAKARTA – Hamas mengklaim Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memberikan dukungan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menarik diri dari perjanjian gencatan senjata di Gaza dan memperketat pengepungan terhadap warga Palestina. Tuduhan ini muncul setelah Trump mengeluarkan ancaman keras terhadap Hamas melalui media sosial pada Rabu (5/3/2025).

Dalam unggahannya, Trump menuntut Hamas segera membebaskan seluruh sandera, termasuk yang telah meninggal, dengan mengatakan, "atau semuanya berakhir bagi Anda." Ia juga memperingatkan warga Gaza bahwa mereka akan "Mati" jika sandera tidak segera dibebaskan. 

Pernyataan ini menuai kritik keras, termasuk dari Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki, Francesca Albanese. Ia menyebut ancaman Trump sebagai dorongan untuk hukuman kolektif, yang melanggar hukum internasional.

1. Ancaman Trump dan Respons Hamas

Dilansir dari Reuters, ancaman Trump datang di tengah kabar bahwa seorang utusan AS telah mengadakan pembicaraan rahasia dengan Hamas. Langkah ini dianggap menyimpang dari kebijakan AS yang selama puluhan tahun menolak bernegosiasi dengan Hamas, yang dianggap sebagai organisasi ekstremis oleh Washington.

Dilansir dari Reuters, juru bicara Hamas, Abdel-Latif Al-Qanoua, menilai ancaman Trump hanya memberi dukungan bagi Israel untuk menghindari perjanjian gencatan senjata dan semakin memperketat blokade terhadap Gaza.

"Ancaman berulang Trump terhadap rakyat kami merupakan dukungan kepada Netanyahu untuk menghindari perjanjian dan memperketat pengepungan dan kelaparan terhadap rakyat kami," kata juru bicara Hamas Abdel-Latif Al-Qanoua dalam pesan teks kepada Reuters. 

"Cara terbaik untuk membebaskan tahanan Israel yang tersisa adalah dengan... memasuki fase kedua (gencatan senjata) dan memaksanya (Israel) untuk mematuhi perjanjian yang ditandatangani di bawah sponsor mediator," katanya.

Gencatan senjata Gaza yang berlaku sejak Januari mencakup rencana pembebasan sandera secara bertahap. Namun, Israel baru-baru ini memperketat blokade dan menuntut pembebasan sandera tanpa negosiasi lebih lanjut. Palestina memperingatkan bahwa blokade total ini berisiko menyebabkan kelaparan bagi 2,3 juta penduduk Gaza.

2. Situasi Terkini di Gaza

Sejak 19 Januari, gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih berlaku, meskipun ketegangan tetap tinggi. Hamas telah membebaskan 33 sandera Israel dan lima warga Thailand dari sekitar 2.000 tahanan Palestina. Namun, pihak berwenang Israel memperkirakan kurang dari setengah dari 59 sandera yang tersisa masih hidup.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya