BANYUWANGI - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan penyelidikan insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. KNKT memfokuskan penyelidikan pada pemeriksaan sistem komunikasi, dan rekam perjalanan pada data facial traffic control.
Ketua KNKT Soejanto Tjahjono mengungkapkan, pihaknya memfokuskan pada pemeriksaan data facial traffic control berupa jumlah kendaraan, kecepatan, dan pola pergerakan KMP Tunu Pratama. Nantinya pergerakan kapal sebelum kecelakaan terjadi.
"Data Facial traffic control, komunikasi yang terjadi saat malam itu kita sudah kumpulkan," kata Soejanto di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Sabtu (5/7/2025).
Namun pemeriksaan data itu akan dilanjutkan dengan memintai keterangan penumpang, guna mengetahui detik-detik kejadian tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya, termasuk KNKT akan mengomparasikan dengan beberapa video kapal feri saat mengalami blackout.
Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya sekitar pukul 00.15 WITA pada Kamis (3/7/2025) muncul kode merah dari tim operator Pelabuhan Gilimanuk dan salah satu nahkoda kapal lain, terhadap. KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal.
Sekitar pukul 00.19 WITA KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan mengalami black out alias insiden di tengah laut. Total ada sebanyak 53 penumpang dalam manifes, dan 12 kru kapal yang bertugas. Kapal itu juga membawa 22 kendaraan berbagai macam jenis.
Proses pencarian dilakukan setiap hari sejak pukul 07.00 hingga 19.00 WIB. Tapi operasi pencarian itu juga memperhatikan cuaca yang dinamis di Selat Bali. Hingga Jumat malam (4/7/2025) sebanyak 36 orang ditemukan, dimana 30 orang dinyatakan selamat, 6 orang tewas, serta sisanya 29 orang masih dalam pencarian.
(Awaludin)