Polisi menjelaskan penyebab pelaku mengamuk dan berteriak bom berkaitan dengan masalah bagasi. “Tersangka menanyakan tentang keberadaan bagasi kepada salah satu kru. Kemudian, ada komunikasi, dan itulah yang membuat dia tersulut emosinya sehingga mengeluarkan kalimat dan ancaman yang banyak beredar di media sosial,” ujar Ronald.
Pelaku melakukan perjalanan dari Merauke menggunakan rute Merauke–Makassar–Soekarno-Hatta, dengan tujuan akhir Kualanamu, Medan. Ia mulai mengamuk saat transit di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
“Bahwa dia sejak berangkat dari Merauke selalu menanyakan tentang bagasinya, karena penerbangan ini adalah connecting flight. Nah, pada saat di Jakarta, tersangka menanyakan lagi kepada salah satu kru,” jelas Ronald.
Ronald menambahkan pelaku tidak mempermasalahkan keterlambatan penerbangan, tetapi sangat khawatir soal keberadaan bagasinya.
“Kalau dari hasil keterangan, yang bersangkutan tidak mengeluhkan tentang delay. Tapi lebih kepada bagasi yang ditanyakan ada di mana, padahal bagasi ada di pesawat yang bersangkutan naiki untuk ke Kualanamu,” jelasnya.