Sementara itu, Usman Hamid dari Amnesty International menegaskan bahwa akar demonstrasi Agustus lalu adalah ketidakadilan sosial-ekonomi. Ia juga mendesak pembebasan aktivis yang masih ditahan.
“Kami menjamin bahwa mereka adalah aktivis yang memperjuangkan demokrasi, termasuk reformasi Polri, dan tidak terlibat dalam tindakan kriminal,” ucap Usman. Ia menekankan pentingnya tim pencari fakta untuk mengungkap kematian dan hilangnya sejumlah orang dalam aksi tersebut.
Perwakilan KontraS, M. Dimas Bagus, menyampaikan pihaknya membuka posko aduan orang hilang pasca aksi Agustus–September.
“Kami menerima 47 aduan, di mana 33 di antaranya menjadi korban penghilangan paksa jangka pendek. Dua orang masih hilang, yaitu Reno Syaputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid,” jelas Dimas.