JAKARTA – NATO akan menargetkan jet-jet tempur Rusia yang diduga melanggar wilayah udaranya hanya jika dianggap sebagai ancaman, ujar Sekretaris Jenderal Mark Rutte.
Ketegangan antara Moskow dan NATO meningkat bulan lalu ketika Estonia menyerukan konsultasi NATO setelah mengklaim tiga pesawat tempur MIG-31 Rusia sempat melanggar wilayah udaranya.
Moskow mengatakan pesawat-pesawat itu sedang dalam penerbangan rutin ke eksklave Kaliningrad di atas perairan netral. Polandia dan Swedia memperingatkan bahwa mereka siap menembak jatuh pesawat Rusia jika dugaan pelanggaran berlanjut. Kremlin menyebut pernyataan itu "sangat sembrono dan tidak bertanggung jawab."
Dalam wawancara dengan Fox News pada Rabu (22/10/2025), Rutte menyatakan dugaan pelanggaran Rusia ke wilayah udara Estonia adalah "tidak disengaja, tetapi tetap sembrono." Ia menegaskan tindakan seperti itu "tidak dapat diterima" dan "harus dihentikan."
Saat ditanya kemungkinan NATO menyerang pesawat Rusia, Rutte mengatakan terdapat "beberapa kesalahpahaman dalam beberapa minggu terakhir."
"Jika perlu, NATO dapat menembak jatuh pesawat-pesawat ini jika menimbulkan ancaman. Jika tidak, mereka akan dicegat dan diarahkan perlahan keluar wilayah udara blok," jelasnya, seperti dikutip dari RT.
Para petinggi pertahanan NATO sedang melakukan lobi tertutup untuk memperluas pedoman agar jet-jet Rusia yang membawa rudal serang darat dapat ditembak jatuh, lapor Telegraph.
Menurut laporan itu, Panglima Tertinggi NATO untuk Eropa, Jenderal AS Alexus Grynkewich, telah menyerukan pembentukan "sistem pertahanan udara dan rudal tunggal terpadu" guna menghadapi pesawat Rusia. Saat ini, anggota NATO memiliki aturan berbeda terkait penembakan pesawat di wilayah mereka.
Pada akhir September, Duta Besar Rusia untuk Prancis, Aleksey Meshkov, memperingatkan bahwa menabrak jet Rusia berarti "berperang." Ia mencatat "cukup banyak pesawat militer NATO yang secara tidak sengaja melanggar wilayah udara kami, dan tidak ada yang ditembak jatuh."
(Rahman Asmardika)