Banjir Parah Rendam Grobogan, Ribuan Rumah Terdampak dan Jalur Kereta Sempat Lumpuh

Danandaya Arya putra, Jurnalis
Jum'at 24 Oktober 2025 00:15 WIB
Banjir melanda Grobogan/Foto: BNPB
Share :

JAKARTA - Tingginya curah hujan yang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sejak Selasa, 21 Oktober 2025, menyebabkan 21 Desa terendam banjir. Akibatnya 2.095 rumah terdampak dan proses pendataan masih terus dilakukan di lapangan.

"Hasil kaji cepat sementara hingga Kamis (23/10) pukul 19.25 WIB, tercatat ada sebanyak 2.095 unit rumah terdampak termasuk 1 fasilitas ibadah, 1 fasilitas pendidikan, 1 balai desa dan 2 pohon tumbang. Kemudian 2 titik tanggul jebol, 1 jembatan putus dan sekitar 205 hektare lahan pertanian terendam," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).

Limpasan air banjir juga sempat menggenangi jalur rel kereta api lintas Jakarta-Surabaya di Kecamatan Gubug. Akibatnya, perjalanan kereta api sempat terkendala.

"Namun, jalur tersebut kini telah kembali dapat dilalui setelah dilakukan penanganan oleh PT KAI Daop IV Semarang bersama lintas instansi terkait," sambungnya.

Abdul menyampaikan bila banjir saat ini perlahan mulai surut. Dia menyebut penanganan banjir ini dilakukan oleh BPBD Kabupaten Grobogan bersama TNI, Polri, Dinas Sosial, PMI, dan relawan.

"Hingga saat ini, sebagian besar genangan dilaporkan telah surut, dengan kondisi air di Kecamatan Purwodadi masih stabil pada tinggi muka air 20–50 sentimeter," ujar dia.

Dia menyampaikan bahwa banjir kali ini kembali mengingatkan pentingnya memahami karakter alam Grobogan, sebagai wilayah yang secara geografis dan hidrologis memang memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi perubahan musim.

Kabupaten yang diapit oleh Pegunungan Kapur di utara dan Pegunungan Kendeng di selatan ini dikenal memiliki dinamika cuaca yang kontras antara musim kemarau dan penghujan. Sebab saat kemarau, sebagian besar lahan pertanian retak dan sumur-sumur mengering.

"Namun ketika musim hujan tiba, sungai-sungainya meluap, menguji ketangguhan warganya yang telah terbiasa hidup di antara dua musim ekstrem," pungkasnya.

(Fetra Hariandja)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya