“Ini yang menjadikan Muhammadiyah unik karena itu, memiliki tradisi amal usaha,” ujarnya.
Dalam konteks hubungan antara agama dan politik, Menhut menilai Muhammadiyah memiliki tradisi kolaboratif dengan negara. Sebagai kader Muhammadiyah yang kini berada dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto, dia mengingatkan agar kader Muhammadiyah tidak menjadikan politik sebagai persoalan yang kaku dan dikotomis.
“Mohon maaf kalau saya salah, pengalaman kita secara historis memperlihatkan kalau Muhammadiyah gerakan kolaboratif dan adaptasi dengan kekuasaan,” tuturnya.
“Kemampuan kolaborasi dan adaptasi, saya tidak sedang mengatakan Muhammadiyah tidak kritis pada pemerintah tapi bagaimana kritis tapi juga mengambil pelajaran. Dengan kolaborasi itulah Muhammadiyah jadi besar,” kata dia.
(Arief Setyadi )