JAKARTA – Program tiga juta rumah yang digagas Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait memberikan dampak signifikan terhadap tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Founder sekaligus Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, keberhasilan program ini erat kaitannya dengan kreativitas Maruarar dalam menghadapi keterbatasan pendanaan.
"Maruarar Sirait bekerja mewujudkan program 3 juta rumah rakyat dengan kreatif. Beliau berjuang mencari pendanaan sendiri karena dana APBN yang dialokasikan untuk kementeriannya sangat kecil," katanya usai menyampaikan hasil survei bertajuk ‘Evaluasi Publik Atas Kinerja Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran’, Sabtu (8/11/2025).
Keberhasilan implementasi ini, lanjut Burhanuddin, meski dengan keterbatasan anggaran, namun dampak dari program ini luar biasa. Program ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong naiknya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden.
Korelasi yang kuat dengan kepuasan publik hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa dari kelompok responden yang mengetahui program tiga juta tumah, mayoritas atau 51,8% merasa puas atau sangat puas (terdiri dari 46,3% cukup puas dan 5,5% sangat puas).
"Yang lebih krusial, Program Tiga Juta Rumah terbukti memiliki korelasi kuat dengan kepuasan kinerja Presiden," katanya.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 20–27 Oktober 2025, melibatkan 1.220 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Data survei menunjukkan korelasi positif yakni, sebanyak 81,0% responden yang mengetahui program ini merasa puas atau sangat puas terhadap kinerja Presiden.
Kemudian, 87,1% dari responden yang puas terhadap program tiga juta rumah juga menyatakan puas atau sangat puas terhadap kinerja Presiden.
(Arief Setyadi )