JAKARTA — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menyebut pengurus PBNU banyak yang menerima ancaman. Ancaman ini bukan hanya menyasar sosok-sosok pengurus PBNU yang kerap tampil di media.
“Pertama mengenai ancaman-ancaman. Bukan cuma Pak Ulil (Ulil Abshar-Abdalla) yang mendapatkan ancaman-ancaman. Ini orang yang tampangnya pernah kelihatan di media ini, ya semuanya mendapatkan ancaman-ancaman,” ujar Yahya Cholil di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Ancaman berupa telepon yang tidak ada henti-hentinya hingga bentuk lain itu menyasar hingga pengurus di tingkat PWNU dan PCNU. Meski tidak menyebut apa alasan ancaman tersebut, Gus Yahya menyebut bahwa mereka yang menerima ancaman kerap dikaitkan dengan hal-hal tertentu.
“Dengan berbagai cara, mulai dari telepon yang enggak berhenti-henti, WA, sampai dengan ancaman-ancaman bermacam-macam bentuknya,” tuturnya.
“Bahkan, pengurus-pengurus di tingkatan terbawah, saya mendapat laporan misalnya dari PWNU, PCNU ini juga dihubungi dengan tekanan-tekanan tertentu,” sambungnya.
Gus Yahya menyebut perbuatan itu jauh di luar sikap Nahdlatul Ulama. Ia pun menduga upaya ancaman ini hanya untuk mengakomodasi kepentingan kelompok tertentu.
“Nah ini sebetulnya normal, tapi ini menunjukkan bahwa memang ada cara yang sebetulnya sudah jauh di luar akhlak Nahdlatul Ulama, sekadar untuk memaksakan kehendak atau kepentingan saja,” ujarnya.
Sebagai informasi, Ketua PBNU Ulil Abshar-Abdalla mengungkap dirinya mendapatkan ancaman dan teror. Melalui akun resmi X-nya, Ulil menyebut dirinya dianggap oleh sekelompok orang bertanggung jawab atas bencana yang terjadi di Sumatera.
“Catatan menarik dari Kang Hasan. Benar, sudah empat hari ini saya diteror melalui telepon, WA, dan bahkan kiriman paket ke rumah. Saya dianggap bertanggung jawab atas banjir di Sumatera,” katanya.
(Arief Setyadi )