SEMARANG - Ratusan pendemo dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) menjejali Jalan Pahlawan Semarang menyatakan kegagalan rezim SBY.
Â
Dalam aksi itu, mereka mengatakan sepakat untuk menolak membayar pajak sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan SBY-Boediono.
Â
Untuk menggambarkan penolakan membayar pajak, massa PRD membakar kertas lambang NPWP (Nomer Peserta Wajib Pajak). Pembakaran ini sempat membuat polisi waspada karena massa membawa bensin.
Â
Namun bentrok antara demonstran dengan polisi dapat terhindari karena massa menjamin bahwa bensin yang mereka bawa hanya untuk membakar kertas.
Â
"Kami menolak bayar pajak sebagai bentuk perlawanan," jelas Ketua Partai Rakyat Demokratik Jateng Sunu Pajar di lokasi aksi, Kamis (28/1/2010).
Â
Saat ini massa PRD berkumpul di Tenda Demokrasi Jalan Menteri Supeno Semarang. Massa PRD juga melakukan aksi protes dengan cara beramai-ramai melempar gambar SBY, Boediono dan Sri Mulyani dengan tomat busuk.
Â
Tomat sebanyak dua kantong plastik besar dibagi-bagikan pada ratusan pendemo. Dan setelah itu mereka secara bergantian melempari gambar SBY, Boediono dan Sri Mulyani.
Â
Seperti tak puas dengan tindakan itu puluhan pendemo lalu menginjak-injak gambar tersebut hingga robek.
Â
"Kami kecewa karena sejak terpilih hingga beberapa hari terakhir, Presiden dan aparatusnya lebih sibuk merespons kasus kriminalisasi KPK serta skandal Bank Century. Kesalahan itu bertambah dengan diberlakukannya ACFTA per 1 Januari 2010," papar Sunu Pajar.
Â
Ratusan massa PRD hingga kini masih bertahan di tenda merah di Jalan Menteri Supeno Semarang. Mereka secara bergantian orasi, menyanyi dan melakukan aksi teatrikal di atas panggung.
(fit)