JAKARTA - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso meminta Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tidak banyak bicara, namun sebaliknya langsung melaporkan hasil temuannya terkait rekening gendut Pegawai Negeri Sipil (PNS) muda ke lembaga penegak hukum.
"Jangan ikut-ikut tergoda bicara ke publik. Lebih bagus tenang saja, langsung berikan ke Kejaksaan Agung, kepolisian, dan KPK, agar aparat resmi itu bisa tindaklanjuti," ujar Priyo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (8/12/2011).
Priyo menyayangkan sikap pimpinan PPATK yang mulai tergoda berbicara banyak ke publik. Seharusnya, lanjut Priyo, PPATK irit bicara dan lebih mengedepankan kinerja yang baik.
"PPATK mulai agak tergoda juga. Seharusya irit bicara dihadapan publik sekarang sudah ikut-ikutan MK dan lainnya. Kalau memang begitu jadikan aja mereka anggota DPR baru. Tugas DPR memang bicara," kata Priyo.
Selain itu, Priyo juga mengaku heran dengan adanya dikotomi PNS muda dan tua dalam hal korupsi.
"Saya kemarin sedikit mengerutkan dahi kenapa kok senangnya ada kata-kata mudanya. Yah tua, muda, termasuk yang sudah veteran sama saja. Kalau dia koruptor yah koruptor," ucapnya.
Terkait alasan PPATK membeberkan hal itu ke publik lantaran tidak ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum, Priyo tidak sepakat. DPR, kata Priyo siap mengumumkan bila temuan PPATK tersebut benar adanya. Hal itu akan dijadikan DPR sebagai pintu awal untuk mengusut adanya aliran dana negara ke para PNS muda.
"Saya kira kalau dikirim ke penegak hukum masa tidak ditindaklanjuti. Kalau perlu DPR dikirim silahkan, kami umumkan. Boleh. Jangan-jangan benar bahwa PNS di departemen tertentu dan direktorat tertentu memang selama ini lahan yang basah seperti itu. Kan yang selama ini dikenal di sektor perpajakan, bea cukai, migas, imigrasi. Bisa saja itu jadi pintu masuk untuk melihat semuanya," tutupnya.
(Lamtiur Kristin Natalia Malau)