JAKARTA - Kasus kebocoran dokumen rahasia Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) yang terjadi berulang kali diprediksi bermuatan politis. Pengamat Hukum Margarito Kamis, menduga ada yang tak ingin Abraham Samad langgeng memimpin KPK.
"Abraham sedang ditikam dari belakang," kata Margarito, saat berbincang dengan Okezone, Kamis (26/9/2013).
Kasus kebocoran dokumen rahasia KPK ini bukan kali pertama dan sudah tiga kali. Pertama bocornya Sprindik soal Anas Urbaningrum (AU), lalu muncul Sprindik palsu soal Jero Wacik (JW) dan terakhir bocornya surat penggeledahan rumah Olly Dondokambey.
"Hal tersebut untuk menciptakan kesan bahwa Abraham Samad tidak layak memimpin KPK," ucapnya.
Namun Margarito enggan menduga siapa pihak yang ingin melengserkan Abraham Samad dari jabatannya. "Pasti banyak musuh, karena jabatan ketua KPK tidak ringan. Banyak orang yang dipenjarakan. Saya harap ada soliditas yang kokoh antara lima komisioner KPK," tukasnya.
Sebelumnya Ketua Komisi III Gede Pasek Suardika menyebut KPK tidak steril lagi. Hal itu dikatakan menanggapi adanya kebocoran surat perintah penggeledahan rumah yang diduga milik Politisi PDIP Olly Dondokambey di Manado, kemarin.
"Kalau begini KPK kan jadi tidak steril lagi. KPK kehilangan wibawa," kata Pasek di DPR, Jakarta, Rabu 25 September kemerin.
Pasek setuju seluruh kasus bocornya dokumen rahasia dari KPK dibawa ke ranah pidana. Selain untuk menimbulkan efek jera, ini sekaligus untuk menjaga independensi KPK. "Kenapa bisa bocor lagi. Kalau katanya mau dipidana, saya setuju," tegasnya.
(K. Yudha Wirakusuma)