Dia mengaku, warga setempat sempat menolak pemusnahan 30 burung merpati tersebut. Sebab, Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tangerang tidak memberikan ganti rugi kepada pemilik burung.
"Kita tidak ada anggaran, maka itu tidak diganti rugi," ujarnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya akan melakukan penanganan unggas di seluruh Kota Tangerang untuk mengantisipasi penyebaran virus flu burung. "Penyuluhan oleh Dinkes dan kita menangani unggas," ujarnya.
Sementara itu, dua warga yang meninggal diduga suspect flu burung terjangkit saat berlibur ke Bogor pada 8 Maret 2015. Saat itu, ada unggas, yakni burung hantu yang mati.
Warga yang merupakan seorang bapak berinisial N dan anaknya berinisial M tersebut mengalami demam tinggi sebelum akhirnya meninggal. Dilaporkan N meninggal pada 24 Maret 2015 setelah dua tiga hari sebelumnya mengalami demam. Sedangkan anaknya meninggal pada 26 Maret 2015.
(Fiddy Anggriawan )