Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kecewa Ucapan Paus, Turki Tarik Dubes dari Vatikan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 14 April 2015 |17:05 WIB
Kecewa Ucapan Paus, Turki Tarik Dubes dari Vatikan
Pernyataan dari Paus Fransiskus mengenai genosida Armenia menyebabkan Turki menarik Dubesnya dari vatikan (Foto : Reuters)
A
A
A

ANKARA - Pemerintah Turki memutuskan untuk memanggil Duta Besar (Dubes) Vatikan di Ankara sekaligus memanggil pulang Dubesnya dari Vatikan. Tindakan tersebut diambil Pemerintah Turki setelah Paus Fransiskus berbicara mengenai peristiwa tewasnya 1,5 juta warga Armenia pada 1915 dan menyebutnya sebagai genosida yang dilakukan oleh Kekaisaran Ottoman.

Paus Fransiskus menyebut peristiwa terbunuhnya lebih dari satu juta warga Kristen Armenia tersebut sebagai genosida pertama yang terjadi pada abad ke-20. Pernyataan itu segera ditolak oleh Pemerintah Turki yang menuduh sang Paus sebagai penyebar kebencian.

“Pernyataan Paus sangat jauh dari fakta sejarah dan yudisial, dan tidak dapat diterima. Lembaga religius bukanlah tempat untuk menebarkan kebencian dan pembalasan dendam dengan tuduhan tidak berdasar,” demikian pernyataan dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki, Mevlut Cavusoglu dalam akun Twitter-nya, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (14/4/2015).

Perdebatan mengenai peristiwa pada 1915 tersebut telah menimbulkan ketegangan hubungan antara Turki dengan negara Barat. Warga muslim Turki sepakat mengenai terbunuhnya warga Kriten Armenia oleh prajurit Kekaisaran Ottoman dalam bentrokan yang terjadi pada awal April 1915. Meski begitu, mereka menolak adanya pembantaian ratusan ribu warga Armenia lainnya yang menimbulkan tuduhan genosida tersebut.

Sebelumnya, Parlemen Prancis juga melayangkan tuduhan serupa kepada Turki pada 2011. Tuduhan itu direspon Turki dengan penarikan Dubesnya dari Prancis, penghentian latihan militer gabungan, dan pemutusan hubungan politik selama beberapa waktu.

Warga Armenia dan Turki sendiri tampaknya tidak terlalu peduli pada isu ini. “Setiap tahun, selalu perkara yang sama. April datang dan para politisi Barat berbicara mengenai genosida. Tidak ada rasa permusuhan antara warga kedua negara. Kita seharusnya meninggalkan sejarah dan fokus pada masa depan,” kata Ibrahim, seorang warga Turki yang tinggal di Izmir.

(Hendra Mujiraharja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement