Belum lagi ketika Perang Dunia II pecah dan mencapai pasifik. Statusnya sebagai seorang AS, membuatnya ditangkap dan bahkan disiksa tentara pendudukan Jepang yang kala itu berganti menguasai Nusantara.
“Dia ditangkap dan disiksa Kempeitai (Polisi Militer Jepang) karena dianggap mata-mata Amerika. Memang, dia saat itu sudah terlibat gerakan bawah tanah bersama orang-orang Indonesia,” tambahnya.
Singkat kata, setelah Jepang menyerah, Ktut Tantri yang mampu bertahan dirawat dan bertemu teman kecil yang pernah membantunya menunjukkan jalan ketika baru mendarat di Indonesia, untuk menuju Bali dari Batavia (kini Jakarta).
Pito namanya. Ketika bertemu lagi, Pito sudah berpangkat letnan dan mempertemukan Ktut Tantri dengan Bung Tomo, tokoh pejuang Surabaya.
“Sebuah pertemuan yang mengharukan. Pito bilang akan mengantarnya (pulang) ke Amerika. Tapi di sisi lain, dia dibutuhkan dalam revolusi. Ktut memutuskan ikut revolusi,” lanjutnya.