Namun warga juga dibikin kaget ketika terdengar ledakan nyaring, disertai gerak maju Pasukan Belanda. Pertempuran singkat tak bisa dihindari antara pasukan Siliwangi dengan Belanda. Dengan gigih, pasukan Siliwangi mampu mematahkan manuver tentara negeri kincir angin itu.
Rupanya, aksi itu merupakan teatrikal dari untuk menggambarkan perjuangan militer dan rakyat Kota Bandung. Teatrikal parade itu jadi persembahan komunitas penggiat sejarah "Historie van Bandoeng" (HvB) yang digandeng Museum Mandala Wangsit Siliwangi, museum yang berada di bawah naungan (Pembinaan Mental Kodam) Bintaldam III Siliwangi.
Mereka juga dibantu sejumlah komunitas serupa dari luar kota, seperti Bogor Historical Community, Djokdja 45, Roode Brug Soerabaia, serta penggiat sejarah individu Trenggalek.
Barisan parade mereka juga disertai kendaraan tempur "relic" yang dihidupkan kembali, Dingo Scout Car, serta ambulans tua "Si Gadjah" yang merupakan properti Museum Mandala Wangsit Siliwangi.
Parade dan teatrikal ini dipersembahkan untuk warga, terutama generasi muda Kota Bandung agar tak lupa dan abai terhadap sejarah.