Dengan berat hati dan lewat surat yang diantarkan Overste (Letkol) Soeharto, Soedirman akhirnya menjawab panggilan Soekarno. Dengan diusulkan Kolonel Tahi Bonar Simatupang, Soedirman diminta bertemu Soekarno lebih dulu, sebelum inspeksi barisan tentaranya di alun-alun Keraton Yogyakarta.
Pertemuan yang mengharukan, di mana Soedirman dengan mantel lusuhnya langsung disambut pelukan hangat Soekarno.
Seiring beranjaknya Soedirman setelah bertemu Soekarno dan Mohammad Hatta, pasangan “Dwi Tunggal” itu menitikkan air mata dengan ketaguhan Soedirman yang tak mau menyerah pada Belanda pada masa gerilya, meski diserang penyakit TBC.
(Randy Wirayudha)