Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Prostitusi Online dari Dahsyatnya Transaksi Hingga Lemahnya Iman

Antara , Jurnalis-Kamis, 14 Mei 2015 |05:11 WIB
Prostitusi <i>Online</i> dari Dahsyatnya Transaksi Hingga Lemahnya Iman
Ilustrasi Prostitusi (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Problema prostitusi online kian hari kian meresahkan. Perkara yang satu ini sulit diberangus lantaran ditopang lima faktor yang juga sulit ditangani.

Hal tersebut dipaparkan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, di mana prostitusi online, apalagi yang sudah melibatkan artis dan pejabat, sudah jadi bagian dari gaya hidup dan gaya hedonistik.

"Saya melihat ini kalau prostitusi online itu transaksinya dahsyat sekali, berarti ini karena gaya hidup," ungkap Menteri Khofifah.

Selain transaksinya yang bernilai ‘wah’, prostitusi online juga terpengaruh budaya permisif yang merujuk pada toleransi terhadap perilaku amoral. Belum lagi budaya hedonistik dan ditambah lemahnya iman pelaku dan pengguna jasa ‘esek-esek’.

Terakhir, masalah penegakan hukum yang belum bisa mencakup pekerja seks komersial (PSK) dan konsumen, baru sekadar menjerat mucikarinya saja.

Gebrakan yang lebih berani perlu dilakukan, seperti yang diterapkan di salah satu negara skandinavia, Swedia. Seperti diketahui, Swedia menerapkan penjeratan hukuman pada tiga pihak soal prostitusi, yakni mucikarinya, pekerja seks komersialnya dan pelanggannya.

"Saya sebut Swedia karena negara itu membangun kesetaraan perlakuan hukum, antara mucikari, pemberi jasa dan pengguna jasa. Mereka sama-sama kena hukuman," tandasnya.

(Randy Wirayudha)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement