"Dia lari sambil menangis meminta tolong ke orang-orang, kebetulan di dekat situ ada pesta pernikahan. Melihat anak itu histeris, orang-orang jadi panik terus langsung datang ke lokasi, ikut bantu mencari korban sama orang tukang gali pasir di situ," tutur seorang warga bernama Nora.
Hanya berselang beberapa menit, imbuh Nora, kedua korban ditemukan tak jauh dari tempat pertama mereka terseret. Sayangnya, kedua remaja tersebut dalam kondisi tak sadarkan diri. Setelah itu, relawan Palang Merah Indonesia (PMI) bersama tim SAR langsung melarikan kedua remaja itu ke RSUD Pidie Jaya.
Sekira satu jam mendapat perawatan di rumah sakit, Alfinur dan Afkar Zimar akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Tangis sedih keluarga dan sahabat korban menyelimuti ruang tunggu RSUD.
Ayah almarhum Afkar Zimar, Ilyas Ibrahim, telihat shock berat begitu petugas memastikan putra sulungnya itu sudah tiada. Ia berkali-kali mengusap air mata sambil menatap duka jasad anaknya.
"Kami juga sedih dengan meninggalnya Afkar. Dia anak yang cerdas, akhlaknya bagus, pendiam tapi pintar di sekolah," ujar mantan guru korban, Salmawati Razali. (ira)
(Muhammad Saifullah )