Moeldoko mengatakan kebakaran hutan dan lahan di Riau seolah menjadi tradisi. Situasi tersebut terjadi karena ada kebutuhan pengolahan lahan, sementara masyarakat tidak memiliki peralatan yang memadai.
"Jadi, daripada mengeluarkan dana besar untuk pemadaman dan pemulihan maka lebih baik menyediakan perlengkapan dan bantuan yang berguna untuk pengolahan lahan dan sudah pasti tentu jauh lebih murah," tuturnya.
Senada dengan Moeldoko, Kepala Desa Kuala Panduk Abu Sama mengatakan ada sejumlah manfaat program yang dijalankan.
"Program itu memberi kesempatan untuk mengelola lahan kami tanpa perlu dibakar, dan mendapat pembinaan tentang cara terbaik mengelolanya. Di sisi lain, jika bebas dari kebakaran, kami bisa mendapat insentif infrastruktur senilai Rp100 juta yang tentu saja bermanfaat besar bagi warga," ucapnya. (fal)
(Syukri Rahmatullah)