Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dari Rapat Raksasa Ikada hingga Perobekan Bendera di Surabaya

Randy Wirayudha , Jurnalis-Sabtu, 19 September 2015 |13:32 WIB
Dari Rapat Raksasa Ikada hingga Perobekan Bendera di Surabaya
Rapat Raksasa Ikada (ist)
A
A
A

“Percayalah rakyat kepada pemerintah. Kalau saudara-saudara memang percaya pada pemerintah yang akan mempertahankan proklamasi kemerdekaan itu, walaupun dada kami akan dirobek-robek, kami tetap mempertahankan Republik Indonesia. Maka berilah kepercayaan itu pada kami dengan cara tunduk kepada perintah-perintah dan disiplin,” seru Soekarno yang berpidato tak lebih dari lima menit.

Setelah itu, massa yang sedianya sudah siap bentrok fisik lantaran sudah membekali diri dengan bambu runcing dan golok, mau bubar seketika. Ancaman bentrok dengan tentara Jepang yang berjaga pun buyar dan situasi kembali kondusif.

Sementara di Surabaya, menyusul kedatangan sejumlah opsir sekutu dan Belanda pada 18 September 1945 dengan yang mengusung nama rombongan RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees), tanpa seizin pemerintah Karesidenan Surabaya, menempati Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit) di Jalan Tunjungan 65.

Setelah hotel itu dikuasai, sekelompok orang Belanda nekat mengibarkan bendera merah-putih-biru, warna bendera Belanda, juga tanpa izin pemerintah setempat.

Besoknya, 19 September 1945, pemuda Surabaya yang melihat bendera itu di tiang sisi utara hotel berkibar, meletuskan emosi dan menuntut bendera itu diturunkan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement