Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Perbudakan Modern di Pabrik Batu Bata Pakistan

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Rabu, 02 Desember 2015 |15:00 WIB
Kisah Perbudakan Modern di Pabrik Batu Bata Pakistan
Pabrik batu bata di Pakistan menjadi contoh perbudakan modern (Foto: Channel News Asia)
A
A
A

RAWALPINDI – Dunia memperingati Hari Pembebasan Perbudakan Internasional. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), sebanyak 21 juta orang di seluruh dunia masih menjadi korban perbudakan.

Salah satu trik umum yang terjadi dalam perbudakan adalah dengan memberikan pinjaman uang kepada masyarakat miskin. Hal itu seperti yang terjadi di Rawalpindi, Pakistan. Trik yang jamak terjadi ini kemudian memaksa masyarakat miskin yang diberi pinjaman uang bekerja di pabrik batu bata setempat untuk melunasi utang.

Namun, jumlah pinjaman mereka bisa saja tiba-tiba membengkak. Jangka waktu pelunasan utang pun terkadang tidak jelas. Ketidakmampuan mereka membayar pinjaman dijadikan tameng oleh pengusaha batu bata untuk mengikat dan membayar mereka dengan harga murah.

Ada sekira 50 keluarga, termasuk Naseem Bibi, yang menjadi korban praktik kerja paksa tersebut di Rawalpindi. Setiap hari mereka dipaksa membuat ribuan batu bata. Namun, mereka hanya dibayar setengah dari upah minimum Pakistan sebesar USD9 atau sekira Rp123 ribu per bulan.

Para penduduk miskin itu tidak punya pilihan lain. Menjadi perajin batu bata adalah satu-satunya jalan mereka untuk bertahan hidup. Suami dari Naseem, Mohammed Riaz, bahkan sudah menjadi perajin sejak umur 14 tahun. Sudah 17 tahun hidupnya dihabiskan untuk bekerja di pabrik demi melunasi utangnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement