Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tak Kunjung Konpres, Jenderal Gatot Diboikot

Syamsul Anwar Khoemaeni , Jurnalis-Kamis, 03 Desember 2015 |15:40 WIB
Tak Kunjung Konpres, Jenderal Gatot Diboikot
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (foto: ANTARA)
A
A
A

JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo diboikot oleh sejumlah awak media. Masalah ini bermula setelah jenderal bintang empat itu menyampaikan laporan hasil TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 2015 sekaligus membuka rapat Paripurna TMMD ke-36 di Balai Kartini, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (3/12/2015).

Sedianya, mantan KSAD tersebut bakal menyelenggarakan konferensi pers (konpres) terkait sejumlah isu setelah temu purnawirawan yang juga berlangsung di Balai Kartini. Bahkan, sejumlah perlengkapan pengeras suara juga telah disiapkan oleh staf penerangan TNI AD.

"Sebentar lagi," ujar staf tersebut sekira pukul 11.30 WIB.

Namun, hingga siang hari, pimpinan militer tertinggi itu pun tak kunjung menemui awak media yang sudah menunggu di pelataran gedung.

"Kita sudah nungguin ini, tidak jadi konpres," ujar salah awak media televisi yang enggan disebut namanya di lokasi.

Alhasil, sejumlah wartawan televisi pun meninggal tripod di pelataran sebagai bentuk protes. Sekira pukul 13.00 WIB, Gatot lantas meninggalkan gedung melalui pintu depan.

"Panglima sudah balik, lewat depan," kata salah satu wartawan media cetak yang lantas ngeluyur menuju parkir sepeda motor.

Sebelumnya, melalui laporan TMMD 2015, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyebut, guna mencapai hasil yang lebih optimal, maka telah ditetapkan daerah yang menjadi prioritas sasaran TMMD adalah, diutamakan desa atau kelurahan yang mendapatkan prioritas pembangunan.

"Antara lain daerah miskin atau tertinggal, daerah terisolir atau terpencil, daerah perbatasan atau pulau-pulau terluar, daerah kumuh perkotaan, dan daerah yang terkena akibat bencana alam atau bencana sosial lainnya," beber Gatot.

Selanjutnya, desa atau kelurahan yang potensial namun belum mampu melaksanakan pembangunan sendiri. Terakhir, daerah rawan yang ditinjau dari segi ketahanan wilayah dan stabilitas keamanan.

(Muhammad Sabarudin Rachmat (Okezone))

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement